Ramai Oplos Vaksin WHO Melarang Ilmuwan Thailand Tidak Ada Vaksin Lain yang Lebih Manjur

SURYA.co.id I BANGKOK - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pemerintah Thailand yang akan mengoplos vaksin Sinovac dengan AstraZeneca dalam program vaksinasi nasional mereka.

Namun Thailand ngotot untuk tetap menjalankan rencana oplosannya. Mencampur Sinovac dan AstraZeneca untuk diharapkan bisa mendapatkan efek cepat dalam enam pekan.

Pertimbangan itu diambil karena negara Asia Tenggara tersebut menghadapi lonjakan kasus yang disebabkan varian Delta.

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan seperti diberitakan AFP Selasa (13/7/2021) menyebut ide itu berbahaya. "Kami berada di ujung zona bebas data, bebas bukti dan hampir berada di momen 'campur dan cocokkan'," kritik Soumya.

Namun Virolog senior Thailand Yong Poovorawan mengatakan, mencampur Sinovac, yang dibuat dari virus tak aktif, dengan vaksin berbasis vektor seperti AstraZeneca dimungkinkan.

"Kami tidak bisa menunggu sampai 12 pekan untuk mendapatkan efek cepat di tengah kasus yang makin meningkat," papar Yong.

Dr Yong melanjutkan, jika ada vaksin yang dikembangkan dengan lebih manjur melawan varian Delta, maka mereka bakal menggunakannya.

Saat ini, Thailand sudah melaporkan 353,700 kasus Covid-19 dengan 2.847 korban meninggal. Mayoritas terdeteksi sejak April.

Pekerja medis awalnya mendapatkan Sinovac. Namun dalam laporan terbaru, hampir 900 di antaranya terpapar virus corona.
Karena itu, pemerintah menyatakan mereka dipertimbangkan memperoleh AstraZeneca atau Pfizer guna meningkatkan kekebalannya.

Selain itu, otoritas juga memberlakukan pengetatan di ibu kota Bangkok dan sembilan provinsi lain yang terdampak. Bentuk penegakan pengetatan seperti larangan berkumpul lebih dari lima orang, dan penerapan jam malam.

Menteri Prayut Chan-o-cha mendapat kritikan hebat terkait penanganan mereka atas wabah corona. Prayut dan para menterinya dianggap tidak memberi kompensasi bagi bisnis yang terdampak pengetatan, hingga tuduhan salah urus vaksin.

Pada Selasa, mereka menyepakati skema bantuan senilai 30 miliar baht untuk membantu usaha yang terdampak lockdown. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Selain itu, tagihan penting seperti listrik dan air dilaporkan akan diturunkan selama dua bulan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diperingatkan WHO soal Campur Vaksin Covid-19, Ini Pembelaan Thailand

0 Response to "Ramai Oplos Vaksin WHO Melarang Ilmuwan Thailand Tidak Ada Vaksin Lain yang Lebih Manjur"

Post a Comment